dulu waktu kecil sering ditanya, "kalo udah gede Lintang mau jadi apa?" dan saya selalu jawab, "ahli komputer!"
ngga tau kenapa bisa jawab ahli komputer juga ._. kalo sekarang sih ahli komputer itu bisa punya berbagai arti, dari mulai jago otak atik dan bikin program, sampe jadi tukang reparasi komputer. dan ngga jelas apa yang membuat saya menjawab begitu. yang pasti sih dari kecil saya emang udah dicekokin the sims....... *hehe!
pas SD kelas 4, ada lagi yang nanya. "Lintang cita-citanya apa?" dan saat itu saya menjawab, "atlet renang!"
kebetulan emang saya les renang dan emang renang itu asik banget, asoy, mantap, pokoknya enak banget deh. nyaris sama enaknya kayak sirloin tanpa lemak. yang sausnya mushroom ya mbak. es tehnya satu... oke, konsen. pernah ngga, ngerasain pas pertama nyebur dan buka mata di dalem air, menggeliat sebentar, terus kayak ada bisikan hati nurani yang terdalam yang bilang kalo "aaah ini duniakuu" gitu? ngga ya? oke, emang saya
tapi pas hampir menginjak SMP (nginjek doaang), saat semua orang mulai berpikir serius buat masa depannya, yang katanya harus mulai dipikirkan dari sekarang, saya ngga yakin cita-cita saya jadi atlet renang. latihan saya mulai bolong-bolong (dan saya mulai agak takut item), dan rasanya ngga mungkin saya jadi atlet renang. it will suits best for only an hobby :)
2007, mbak lala (my older sissy, check her blog at http://ayasso.wordpress.com/) masuk kuliah. dan itu UGM. dan itu Fakultas Kedokteran. dan itu keren. semua keluarga berbahagia, termasuk saya.
setiap pulang ke Bogor, mbak lala selalu bawa cerita dan pengalaman baru. pertama kali suntik orang, pertama kali bedah mayat, pertama kali sunat anak kecil... banyak banget. dan dia juga membawakan berbagai macam dvd pembedahan, dari mulai operasi kecil kayak operasi kuping, sampe seksio sesarea atau operasi sesar. saya tontonin di kasur sambil makan.
sejak saat itu saya merasa bahwa dokter itu profesi yang keren. saya mulai cari info dan tentunya googling apapun yang berhubungan dengan kedokteran. dan mungkin juga, di kelas 1 SMP itu saya sudah memutuskan cita-cita saya: masuk Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
dan akhirnya saya selalu punya jawaban yang sama untuk semua pertanyaan tentang cita-cita saya :)
mama, papa, mbak lala, temen-temen, semuanya udah tau kalo cita-cita saya itu masuk FK UGM. itu hal yang mudah diucapkan dan diumbar untuk anak seusia saya dulu. di kolom cita-cita (kan suka disuruh isi biodata di binder temen, nama, alamat, TTL, no.hp/telp, warna kesukaan, mafav, mifav, hobi.......ngga tau? ngga pernah gaul) saya selalu tulis cita-cita saya masuk FK UGM. dan masih sama, smp akhirnya pake toga spensa dan masuk ke SMAN 1 Bogor.
di SMA, saya mulai tambah besar *yaiyalah* dan lingkungannya makin heterogen juga. banyak anak yang kemana-mana pacaran sama buku, banyak juga yang pacaran sama orang. (waktu itu saya pacaran sama
teman-teman saya banyak yang sudah memutuskan cita-cita mereka, tapi ngga sedikit juga yang belum tau passionnya dimana smp masuk kelas 12 dan disuruh menentukan pilihan buat undangan. dan kepada mereka semua yang bertanya, saya masih bisa menjawab dengan mantap: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
buat beberapa orang yang serius (dan cukup dewasa untuk menyadari bahwa masa depannya berkaitan cukup erat dengan nilai-nilainya), mereka sudah belajar mati-matian sejak kelas 10. saya? kalo belajar terlalu lama rasanya akan mati beneran. ternyata emang bener, pengantar tidur terampuh adalah buku pelajaran :")
intinya i'm a little bit losing control of my score, and it wasn't on the first grade only. beberapa orang menganggap nilai saya bagus dan seharusnya, saya bisa lebih bersyukur. tapi saya merasa kalau "ya, ini memang tidak jelek, tapi belum bisa menjamin saya di batas aman kedokteran." dan saat itu banyak sekali makhluk smansa yang ternyata bercita-cita masuk kedokteran dan ternyata banyak juga yang cita-citanya di Universitas Gadjah Mada. keringet dingin mengucur. (oke agak dramatis, tapi emang langsung jadi kelabakan): "apa saja usaha yang sudah saya lakukan selama ini?"
soal jalur undangan, yang paling harus dikhawatirkan yaitu temen-temen seperjuangan sendiri. terutama yang mau masuk fakultas dan universitas yang sama kayak kita. dan memang, di kelas 12 saya merasa ada peningkatan belajar saya, tapi tetap saja ngga ada yang bisa saya lakukan dengan nilai kelas 10 dan 11. pengennya sih ngeprint ulang rapot terus nilainya diganti di atas 95 semua.
daan akhirnya tibalah saat-saat penuh kegalauan bagi para kelas 12: menentukan pilihan ptn untuk jalur undangan! *jengjengjeeeeng*
sebelumnya saya masih berpikir buat menuliskan cita-cita saya di situ, tapi berbagai pihak sudah mengingatkan saya untuk menjadi lebih rasional. dan memang, di data guru BK saya bukanlah nama yang ada di urutan pertama. yang artinya, saya tidak ada di batas aman, bahkan jauh dari batas 'harap-harap cemas'.
jadilaaah saya memutuskan untuk menuliskan universitas lain, dengan passing grade yang masih memungkinkan saya untuk ada di batas aman, tapi dengan fakultas yang sama. kedokteran. sekarang saya berpikir, "cita-cita saya bukanlah masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. tapi, masuk Fakultas Kedokteran." dan memang, niat itu makin membara. mirip sate taman kencana yang lagi dibakar. iya, yang daging semua itu lho.
setelah masa-masa pengisian PDSS (yang jalur undangan tadi), banyak orang yang bertanya, "lho, Lintang ngga jadi FK UGM?" saya kebanyakan hanya tersenyum dan mencoba memberi pengertian mengenai 'kerasionalan' itu. pastinya mereka semua mengerti sekali. dan mendekati semester 2, yang berarti UN sudah dekat (ngga sampe 6 bulan masbro!!!), akhirnya saya mulai pacaran sama buku.
No comments:
Post a Comment