kembali ke tema posting sebelumnya, posting kali ini masih tentang masa kecil dan cerita-cerita aneh di dalamnya. tapi cerita di bawah ini tokoh utamanya bukan saya *kecewa yaa? kecewa doong*
jadi begini, liburan kemarin saya pergi ke Malang dan sekitarnya. H-1 pulang ke Bogor, kami menginap di sebuah hotel di Blitar, yaitu Hotel Patria *horee!*
hotel ini tatanannya cukup unik, yaitu banyak guci dan gentong kuno dimana-mana. kalo ditotal mungkin jumlahnya sama kayak jumlah kamar hotelnya wkwk. selain gentong, di lantai 2 hotel ini terdapat sebuah beranda kecil, tapi perabotannya unik dan vintage. *kapan-kapan saya posting fotonya yaa :-D*
dari dulu, Blitar tuh emang kota yang imut sekali! banyak bangunan tua, dan kemana-mana tuh deket... dari hotel ke stasiun aja bisa guling-guling doang langsung nyampe deh.
balik ke tema awal, pas lagi istirahat di hotel, ada yang ngetuk pintu. taraah, keponakanku tercinta! namanya Bintang :) (lucu kan Lintang-Bintang wkwk)
terakhir ketemu sama dia kayaknya masih kecil banget, dan saya cuma bisa ngeliat perkembangannya dari foto di bbm ibunya doang. dan sekarang, makhluk ini udah mau masuk SD senin depan *terharu*
satu hal yang paling mencolok dari si Bintang yaitu..... hiperaktif. banget.
padahal kita hampir ngga pernah ngobrol, dan begitu ketemu sekarang, dia jadi manjaaaaa banget. dari mulai mau nonton 'legenda si Garong dan Salabim' (atau apapun namanya), minta mandi, minta jajanan, minta bacain buku cerita, sampe minta tidur selimutan di sebelah saya. berasa punya anak deh #eits
sore harinyaa, kami sekeluarga nyekar ke almarhumah bude, yang notabene omanya Bintang. dan sampe di pemakaman dan setelah berdoa, tiba-tiba Bintang nyeletuk dengan polosnya.
"oma ada di dalem sini ya? oma udah ngga bisa gerak lagi ya?"
"iya Bintang, makanya jadi anak baik ya biar oma bangga sama Bintang..."
"ooh oma bisa liat Bintang? jadi di sana ada tv?"
"........."
kata-kata itu cukup membuat saya berkaca-kaca selama perjalanan pulang ke hotel.
back to Bogor, salah satu sepupuku (yang juga baru masuk SD) main ke rumah. namanya Putri.
naah dia ini masih polos banget, dan pas mama ngasih baju-baju ke dia, dengan polosnya dia nyobain satu-satu di ruang tamu. kebetulan dia juga nyobain semacam pashmina buat ibunya.
"ini bagus buat nanti dipake ngaji!"
"Putri, itu buat mamamu, kepanjangan nanti kepeleset"
"nggak kok, pas" *berlenggak lenggok bak model*
akhirnya mama mencoba menasehati.
"Put, udah kelas 1 SD ga boleh centil ya, nanti digodain tukang gorengan"
apa?
apa?
saya yang ngedenger cuma bisa bengong. apa hubungannya centil sama gorengan? kenapa bukan tukang bakso malang? lalu kenapa selama ini ga ada tukang gorengan yang ngegodain saya? *eh*
mama melanjutkan, "nanti digodain terus Putri dikasih gorengan gratis, hiii"
respon pertama yang saya pikir bakal diperlihatkan oleh Putri adalah: bengong. kemudian, dia bakal nurut dan bilang "iya bude."
tapi ternyata respon yang keluar dari makhluk beranjak SD ini sama sekali jauh dari perkiraan saya.
"centil itu apa bude?"
jelegeeerrrr!
setelah ke-fail-an nasehat (yang harusnya menjadi nasehat itu), Putri kembali duduk dan nonton tv. di tengah-tengah acara tv, kebetulan ada kambing. nah, Putri langsung cerita dengan antusias.
"bude, waktu mau masuk SD, Putri ditanya-tanya sama bu guru dulu"
"oh ya? gimana?"
"habis tes, bu guru nanya "Putri tau ngga kambing itu kakinya berapa?" gitu bude"
"terus Putri tau?"
"iya, Putri bilang Putri tau"
"jawabnya gimana?"
"tiga dong!"
"looh kok tiga??"
"iya bu gurunya juga bingung. terus Putri bilang, kalo di deket rumah Putri itu ngga ada kambing. terus waktu liburan ke Blitar, Putri diajak liat kambing di deket makam Bung Karno. kakinya tiga"
jeleger lagi. ternyataaaa si Putri ini sebelumnya ga pernah liat kambing, dan sekalinya liat, itu tuh kambing ajaib yang suka muncul di tv, yang 'kambing berkaki tiga' atau 'ayam bermata satu' atau 'pohon pisang berbuah mangga', semacam itulah. pantesan.
tapi hikmahnya, bu gurunya langsung tertarik mendengar penjelasan bocah ini. wkwk
No comments:
Post a Comment